Cianjur

| Sabtu, 15 Maret 2014
Kabupaten Cianjur adalah kabupaten yang berada di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibukota cianjur terletak di kecamatan Cianjur. Kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta di Utara , Kabupaten Bandung, Kabupaten Bandung Barat, dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, serta Kabupaten Sukabumi di barat.

Topografi Cianjur

Peta wilayah cianjur
Dari luas wilayah Kabupaten Cianjur 350.148 hektar, pemanfaatannya meliputi 83.034 Ha (23,71 %) berupa hutan produktif dan konservasi, 58,101 Ha (16,59 %) berupa tanah pertanian lahan basah, 97.227 Ha (27,76 %) berupa lahan pertanian kering dan tegalan, 57.735 Ha (16,49 %) berupa tanah perkebunan, 3.500 Ha (0,10 %) berupa tanah dan penggembalaan / pekarangan, 1.239 Ha (0,035 %) berupa tambak / kolam, 25.261 Ha (7,20 %) berupa pemukiman / pekarangan dan 22.483 Ha (6.42 %) berupa penggunaan lain-lain.


Lambang Cianjur


Makna Lambang



Perisai, melambangkan ketangguhan fisik dan mental.
Warna dasar kuning emas, melambangkan kehidupan yang abadi.
Gunung berwarna hijau, melambangkan kesuburan.
Hamparan warna biru, menunjukkan air yang melambangkan kesetiaan dan ketaatan.
Dua tangkai padi bersilang berwarna, masing - masing berbutir 17 melambangkan ketentraman dan dinamika kehidupan masyarakat yang dijiwai semangat Proklamasi Kemerdekaan RI 17 Agustus 1945.
Simpul pita berwarna kuning emas, melambangkan sifat persatuan dan kesatuan.
Motto Sugih Mukti, melambangkan kesejahteraan

 Asal Mula Cianjur

Asal usul Kabupaten Cianjur diketahui setelah masuk pengaruh Islam ke Cianjur dari Kesultanan Banten kira-kira abad XV. Bupati pertama Cianjur bernama Wiratanu I yang memerintah kira-kira abad XVII berpusat di Cikidul-Cikalong Kulon 20km sebelah utara Kabupaten Cianjur sekarang. Kemudian dipindahkan oleh Bupati Wiratanu II ke tepi sungai dan jalan raya yang telah dibuat oleh Daendels antara Anyer – Panarukan yaitu Kota Cianjur sekarang.
Kota Cianjur menjadi Kota Keresidenan Priangan pada masa Raden Kusumah Diningrat dengan wilayah meliputi Pelabuhan Ratu sebelah barat, Sungai Citanduy dengan barisan Gunung Halimun, Mega Mendung, Tangkuban Perahu sebelah timur, dan Samudra Indonesia sebelah selatan.Kemudian pada masa Bupati R.A.A Prawiradiredja wilayah Cianjur mengalami perubahan menjadi Cikole sebelah barat, Sukabumi sekarang, Bandung dan Tasikmalaya dengan Ibukota Keresidenan dipindahkan ke Bandung.
Perkebunan karet dan teh merupakan akibat dari sistem tanam paksa (cultur stelsel).Perkebunan tersebut merupakan tempat hiburan akhir pekan bagi asisten residen dan orang-orang belanda yang tinggal di Cianjur dan cenderung membuat rumah didaerah Cipanas-Puncak.

Dongeng tentang asal mula kota cianjur


Pada jaman dahulu di daerah jawa barat ada seorang lelaki yang sangat kaya. Seluruh sawah dan lading di desanya menjadi miliknya. Penduduk desa hanya menjadi buruh tani penggarap sawah dan lading lelaki kaya itu. Orang kaya itu oleh penduduk desa dijuluki Pak Kikir karena memang dia adalah orang yang sangat kikir. Kekikirnya Pak kikr tidak pandang bulu, sampai-sampai terhadap anak lelaki satu-satunya pun dia juga sangat pelit. 

Untunglah sifat kikir itu tidak menular pada anak lelakinya itu. Anak Pak Kikir itu berwatak baik. Tanpa sepengetahuan ayahnya, sering dia membantu tetangganya yang kesusahan.

Menurut anggapan dan kepercayaan masyarakat desa itu, jika menginginkan hasil panen yang baik dan melimpah maka harus diadakan pesta syukuran denga baik pula. Takut jika panen berikutnya gagal, maka Pak Kikir terpaksa mengadakan pesta syukuran dan selamatan semua warga desa diundang oleh Pak Kikir. Penduduk desa mengira akan mendapatkan makanan yang enak dan lezat dalam selamatan itu. Perkiraan itu meleset, ternyata Pak Kikir hanya menyediakan hidangan ala kadarnya, itupun tidak cukup untuk menjamu seluruh orang yang diundang. Banyakdinatara undangan yang tidak mendapat makanan. Mereka akhirnya hanya dapat mengelus dada atas sikap Pak Kikir yang lagi-lagi terbukti kikir.
” huh!! Sudah berani mengundang orang ternyata tidak dapat menyediakana makanan, sungguh keterlaluan, buat apa hartanya yang segudang itu”
”Tuhan tidak akana memberikan berkah pada jartanya yang banyak itu”
Demikianlah pergunjingan dan sumpah serapah dari orang-orang miskin mewarnai pesta selamatan yang diadakan Pak Kikir.
Pada saat pesta selamatan sedang berlangsung, yiba-tiba datanglah seorang nenek tua renta yang meminta sedekah pda Pak Kikir.
”Tuan... berilah saya sedekah, walau hanya dengan sesuap nasi…”rintih nenek tua itu
”Apa sedekah? Kau kira untuk menanak nasi tidak diperlukan jerih payah hah...?
”Berilah saya sedikit saja dari harta tuan yang berlimpah ruah itu......??” 
”Tidak! Cepat pergi dari sini, kalau tidak aku akan suruh tukung pukulku untuk meghajarmu!!” 

Nenek itu nampak mengeluarkan air mata.
Demikianlah nenek tua itu tidak mendapat sedekah tetapi malah diusir sevcara kasar oleh Pak Kikir. Dia segera meninggalkan halaman rumah Pak Kikir. 
Melihat kejadian itu putera Pak Kikir sangat sedih. Diam-diam dia mengambil jatah makan siangnya, lalu dikejarnya nenek yang sudah sampai di ujung desanya itu, diberikannya makanan itu kepada si nenek.
Nenek itu merasa sangat bergembira ” sengguh baik engkau nak, semoga kelak hidupmu menjadi mulia”
Setelah si anak muda itu pergi, si nenek melanjutkan perjalanannya. Sampailah dia di sebuah bukit dekat desa, dia berhenti sejenak. dilihatnya rumah milik Pak Kikir yang palling besar dan megah di desa itu. Sementara penduduk sekelilingnya menderita katrena ketamakan Pak Kikir.
Karena melihat kelakukan Pak Kikir itu, si nenek marah dan berkata ” ingat-ingatlah Pak Kikir, keserakahan dan kekikiranmu akan menenggelamkan dirimu sendiri. Tuhan akan menimpakan hukuman kepadamu”
Nenek itu lalu menancapkan tongkatnya di tanah, lalu dicabutnya lagi. Dari lubang tancapan itu memancar air yang sangat deras. Makin lama air itu makin besar dan menuju ke desa.
“Banjir!” “Banjirrr!!!!!” teriak orang-orang desa yang mulai panic melihat datangnya air bah dari lembah itu.
Anak Pak Kikir segera menganjurkan orang-orang agar segera meninggalkan desa dan lari ke atas bukit.
“cepat tinggalkan desa ini, larilah ke atas bukit yang aman”
“Tapi sawah dan ternak kita bagaimana?”
“Kalian pilih harta atau jiwa? Sudah tidak ada waktu untuk membawa harta lagi”
Anak Pak Kikir yang bijak itu terus berteriak-teriak mengingatkan penduduk desa. Ia juga membujuk ayahnya agar segera keluar rumah.
”ayah cepat tingga;lkan rumah ini, kita harus segera keluar menyelamatkan diri”
”Apa? Lari begitu saja. Tolol!! Aku harus mengambil peti hartaku yang kusimpan di dalam tanan dulu”
Karena tidak ada waktu anak Pak Kikir segera berlari menyelamatka diri, sementara Pak Kikir terus mengumpulkan harta bendanya. Dia terlambat menyelamatkna diri, akhirnya tenggelam dalam arus air bah.
Sebagian besar penduduk desa termasuk putera Pak Kikir selamat. Mereka sedih melihat desanya tenggelam. Kemudian mereka memutuskan untuk mencari daerah baru. Mereka mengangkat anak Pak Kikir sebagai pemimpin desa mereka yang baru.
Putera Pak Kikir lalu menganjurkan penduduk untuk mengolah tanah yang telah dibagi rata. Pimpinan desa baru itu mengajari penduduk menanam padi dan bagaimana mengairi sawah secara baik. Desa itu kemudian disebut desa Anjuran, penduduk desa selalu mematuhi anjuran pimpinannnya.
Lama kelamaan desa itu berkembang menjadi kota kecil disebut Cianjur. Ci berarti air. Cianjur berarti daerah yang cukup mengandung air. Anjuran pemimpin desa dijadikan pedoman para petani dalam mengolah sawah, maka sampai sekarang ini bersa Cianjur dikenal sangat enak dan gurih.

Filosofi

Cianjur memiliki filosofi yakni NGAOS, MAMAOS dan MAEN PO yang mengingatkan pada kita semua tentang 3 (tiga) aspek keparipurnaan hidup.
  1. NGAOS adalah tradisi mengaji yang mewarnai suasana dan nuansa Cianjur dengan masyarakat yang dilekati dengan keberagamaan. Citra sebagai daerah agamis ini konon sudah terintis sejak Cianjur lahir sekitar tahun 1677 dimana wilayah Cianjur ini dibangun oleh para ulama dan santri tempo dulu yang gencar mengembangkan syiar Islam. Itulah sebabnya Cianjur juga sempat mendapat julukan gudang santri dan kyai sehingga mendapat julukan KOTA SANTRI. Bila di tengok sekilas sejarah perjuangan di tatar Cianjur jauh sebelum masa perang kemerdekaan, bahwa kekuatan-kekuatan perjuangan kemerdekaan pada masa itu tumbuh dan bergolak pula di pondok-pondok pesantren. Banyak pejuang-pejuang yang meminta restu para kyai sebelum berangkat ke medan perang. Mereka baru merasakan lengkap dan percaya diri berangkat ke medan juang setelah mendapat restu para kyai.
  2. MAMAOS adalah seni budaya yang menggambarkan kehalusan budi dan rasa menjadi perekat persaudaraan dan kekeluargaan dalam tata pergaulan hidup. Seni mamaos tembang sunda Tembang Cianjuran lahir dari hasil cipta, rasa dan karsa Bupati Cianjur R. Aria Adipati Kusumahningrat yang dikenal dengan sebutan Dalem Pancaniti. Ia menjadi dalem tatar Cianjur sekitar tahun 1834-1862. Seni mamaos ini terdiri dari alat kecapi indung (Kecapi besar dan Kecapi rincik (kecapi kecil) serta sebuah suling yang mengiringi panembanan atau juru. Pada umumnya syair mamaos ini lebih banyak mengungkapkan puji-pujian akan kebesaran Tuhan dengan segala hasil ciptaan-Nya.
  3. MAEN PO adalah seni bela diri pencak silat yang menggambarkan keterampilan dan ketangguhan. Pencipta dan penyebar maenpo ini adalah R. Djadjaperbata atau dikenal dengan nama R. H. Ibrahim, aliran ini mempunyai ciri permainan rasa yaitu sensitivitas atau kepekaan yang mampu membaca segala gerak lawan ketika anggota badan saling bersentuhan. Dalam maenpo dikenal ilmu Liliwatan (penghindaran) dan Peupeuhan (pukulan).

Apabila filosofi tersebut diresapi, pada hakekatnya merupakan symbol rasa keber-agama-an, kebudayaan dan kerja keras. Dengan keber-agama-an sasaran yang ingin dicapai adalah terciptanya keimanan dan ketaqwaan masyarakat melalui pembangunan akhlak yang mulia. Dengan kebudayaan, masyarakat cianjur ingin mempertahankan keberadaannya sebagai masyarakat yang berbudaya, memiliki adab, tatakrama dan sopan santun dalam tata pergaulan hidup. Dengan kerja keras sebagai implementasi dari filosofi maenpo, masyarakat Cianjur selalu menunjukan semangat keberdayaan yang tinggi dalam meningkatkan mutu kehidupan. Liliwatan, tidak semata-mata permainan beladiri dalam pencak silat, tetapi juga ditafsirkan sebagai sikap untuk menghindarkan diri dari perbuatan yang maksiat. Sedangkan peupeuhan atau pukulan ditafsirkan sebagai kekuatan di dalam menghadapi berbagai tantangan dalam hidup.

Objek-Objek Wisata Cianjur

     Cianjur merupakan sebuah kabupaten yang berada di Jawa Barat. Kabupaten Cianjur ini berbatasan dengan Kabupaten Bogor dan Kabupaten Purwakarta di utara, Kabupaten Bandung dan Kabupaten Garut di timur, Samudra Hindia di selatan, dan Kabupaten Sukabumi di barat.

Berikut dibawah ini adalah beberapa objek wisata Cianjur atau tempat rekreasi di Cianjur yang mungkin bisa anda kunjungi ketika waktu berlibur anda bersama keluarga tiba.
  

Istana Cipanas 

Tempat wisata Istana Cipanas terletak di kaki Gunung Gede, 103 km dari Jakarta. Dibangun pada 1742 oleh Gubernur Jendral Gustaaf William Baron Van Imhoff, dengan luas area 26 ha, dan luas bangunan 8000 m2.

Pantai Arfa 

Tempat wisata Pantai Apra Cianjur ini terletak di Kecamatan Sindang Barang, Cianjur Selatan, di sebelah selatan kota Sindang Barang, sekitar 300 meter dari alun-alun Sindang Barang.

Tirta Jangari

Wisata Air Jangari berada di Desa Bobojong, Kecamatan Mande, sekitar 17 Km dari Kota Cianjur, yang berada pada genangan waduk Cirata.

Pantai Jayanti

Objek wisata Pantai Jayanti terletak di Desa Cidamar, Cidaun, 139 Km dari Kota Cianjur, berdampingan dengan Cagar Alam Bojonglarang, ditempuh melalui jalur Cianjur – Sindangbarang – Cidaun. Di Terminal Pasirhayam, Cianjur, ada angkutan umum ke Cidaun (4 jam). Dari Cidaun naik ojek ke Pantai Jayanti (8 km).

Wana Wisata Mandalawangi

wisata Wana Wisata Mandalawangi memiliki luas sekitar 39,5 ha di Desa Rarahan, Kecamatan Pacet, 25 km dari Kota Cianjur, dengan ketinggian 1000 m dpl dan suhu udara rata-rata 18 – 20 C, dengan koleksi bermacam flora dan fauna.

Situs Megalitik Gunung Padang

wisata Situs Megalitik Gunung Padang terletak di Kampung Gunung Padang dan Kampung Panggulan, Desa Karyamukti, Kecamatan Campaka, 50 km dari Kota Cianjur berupa situs megalitik asli berbentuk punden berundak lima dengan ukuran berbeda-beda, terbesar di Asia Tenggara.

Mesjid Agung

Tempat wisata Mesjid Agung Cianjur ini didirikan pada tahun 1810 di atas tanah wakaf Ny. Raden Bodedar binti Kangjeng Dalem Sabiruddin, Bupati Cianjur ke – 4, memadukan gaya masjid tempo dulu dengan gaya arsitektur modern.

Perkebunan Teh Gedeh

Perkebunan Teh Gedeh Cianjur ini merupakan salahsatu dari beberapa tempat berlibur yang ada di Cianjur ,Jawa Barat,Dimana tempat rekreasi ini berada di perkebunan teh PTP Nusantara VIII, salah satu kebun teh tertua di Pulau Jawa, 7,2 Km dari Jalan Raya Cipanas-Cianjur. Ada Camping Ground dan Guesthouse. Untuk reservasi: 0263-261724. GPS: S6.79851 E107.04196 (navigasi.net).

Perkebunan Teh Panyairan

Tempat berlibur Perkebunan Teh Panyairan ini terletak di Jl. Raya Campaka, Kecamatan Campaka dan Sukanagara, 35 km dari Kota Cianjur, penghasil Teh Hitam CTC milik PTP Nusantara VIII yang luasnya mencapai 1.000 ha, dengan ketinggian rata-rata 800-1100 dpl.

Taman Bunga Nusantara 

wisata Taman Bunga Nusantara adalah tempat wisata bertema tamaN Bungan yang memiliki luas sekitar 35 ha di Jl. Mariawati Km. 7 Desa Kawung Luwuk, Cipanas, Cianjur, dengan ragam koleksi bunga tropis lokal maupun dari mancanegara, dicapai dengan melewati Puncak Pass, belok kiri ke arah Perumahan Kota Bunga, sejauh 9 km.

Arena Fantasi Kota Bunga Cipanas

wisata Arena Fantasi Kota Bunga terdapat di Villa Kota Bunga, Puncak Desa Sukanagalih, Kecamatan Pacet, Cianjur, berupa arena bermain anak & keluarga.

 Danau Sejuta Pesona 

objek wisata bertema danau ini terletak di Kota Bunga, dengan berbagai macam permainan seperti castle, bumper boat, bumper car, gurita, mandi bola, magic ring, welly the whale, fantasy walk, the wild west, venture river, live music dan fun game.

Curug Citambur

wisata Arena Fantasi Taman Bunga terletak di Kecamatan Pagelaran, 65 Km dari Kota Cianjur, dengan ketinggian curug mencapai 40 meter.

Danau Leuwi Soro

Okjek Wisata Arena Fantasi Taman Bunga berada di Kecamatan Pagelaran, sekitar 65 Km dari Kota Cianjur.

Kerajinan Kuningan Lampu

Kerajinan Kuningan Lampu berada di Kampung Gentur, Desa Lambudipa, Kecamatan Warungkondang, Cianjur. Lentera Gentur dibuat dari kuningan dan bahan kaca berwarna dengan desain yang artistik.

Gunung Gede

Tempat wisata Gunung Gede ini sangat cocok untuk dijadikan tujuan treking dan berkemah . Dari puncak Gunung Gede bisa melihat Kota Cipanas, Sukabumi, Bogor, dan Cianjur. Pintu gerbang bagi para pendaki ada di Kebun Raya Cibodas.

Kebun Raya Cibodas

Tempat Wisata Kebun Raya Cibodas terletak di Jl. Kebun Raya Cibodas, Cipanas, Cianjur, dengan area seluas 125 ha dan ribuan koleksi tanaman kebun, anggrek, kaktus, paku-pakuan, sukulen, lumut, dan tanaman Obat; ada Air Terjun Cismun.

Kerajinan Keramik

Wisata Cianjur di Kecamatan Ciranjang di satu sentra produksi dan satu unit usaha oleh beberapa orang pengrajin.

Makam Dalem Cikundul 

Tempat Wisata Makam Dalem Cikundul terletak di Bukit Cijagang, Kampung Majalaya, Desa Cijagang, Kecamatan Cikalongkulon, 17 km dari Kota Cianjur, dengan luas 300 m2 di atas sebuah bukit dengan mendaki 200 anak tangga.

0 komentar:

Posting Komentar

Next Prev
▲Top▲